Artikel Penambahan Kolom TKSP Laporan Sondir


Artikel Penambahan Kolom TKSP Laporan Sondir

TKSP Column Addition in Soil Test Table For CV Moment Area Engineering Consultant Field Data

Abstrak

Berdasarkan referensi yang ada selama ini, penyondiran dapat diberhentikan pada saat bacaan nilai qc > 150 kg/cm2 dan dibaca berturut-turut 3 kali. Tetapi fakta di lapangan sering dijumpai nilai qc > 150 kg/cm2 dengan bacaan lebih dari 3 kali, kembali ditemui/didapat nilai qc yang kecil bahkan ada tanah lunak dengan nilai qc < 10 kg/cm2 atau lebih dari itu. Kondisi ini membuat kami untuk membuat trobosan untuk memngetahui berapa kapasitas dari alat sondir yang ada dan kapan harus diadakan pemberhentian penyondiran. Bila selama ini data lapangan hanya mencatat dua data dari bacaan manometer yaitu nilai Cone Resistance/qonus (qc) dan nilai Total Resistance/Jumlah Hambatan Pelekat (JHP), sekarang berdasarkan fakta yang ada ditambah satu bacaan lagi yaitu bacaan ketiga manometer yang kami beri nama Total Konus Selubung Pipa dorong (TKSP). Alat sondir yang digunakan oleh CV. Moment Area Engineering Consultant berkapasitas 2,5 ton dengan nilai TKSP < 240 kg/cm2 dan berkapasitas 5,0 ton dengan nilai TKSP < 320 kg/cm2, nilai TKSP inilah sebagai batas kemampuan alat sondir sekaligus merupakan parameter pemberhentian pekerjaan uji sondir di lapangan.
Kata kunci : TKSP, sondir, bacaan, qonus, manometer, pemberhentian

Abstract

Many references are citing that soil test results may be concluded when the reading have shown qc > 150kg/cm2 three times consecutively. But, in practice, it is not uncommon to find low qc readings sometimes lower than qc < 10kg/cm2 even after the reading have shown qc > 150kg/cm2 three times consecutively. This condition requires us to use a new approach in order to identify when to conclude soil test of the equipment with certain capacity. We add the third manomater reading, which we name TKSP (Tekanan Konus Selubung Pipa) in addition to Conus Resistance (qc) and Total Resistance (JHP). The 2.5 tonnage capacity soil test equipment has TKSP value < 240kg/cm2, and 5 tonnage capacity soil test equipment has TKSP value < 320kg/cm2. These TKSP values are indicators for each soil test equipments used as perimeters on when to conclude the soil test for practical purposes.
Keywords : TKSP, soil test, reading, qonus, manometer, conclusion

PENDAHULUAN

Sondir adalah alat berbentuk silindris dengan ujungnya berupa konus. Dalam uji sondir, alat ini ditekan ke dalam tanah dan kemudian perlawanan tanah terhadap ujung sondir (tahanan ujung) dan gesekan pada silimut silinder diukur.

Alat ini telah lama di Indonesia dan telah digunakan hampir pada setiap penyelidikan tanah pada pekerjaan teknik sipil karena relatif mudah pemakaiannya, cepat dan amat ekonomis.
Sebagai konsultan yang bergerak dibidang jasa konstruksi, CV. Moment Area sudah melaksanakan pekerjaan soil test dengan menggunakan alat sondir sejak tahun 2002, di hampir seluruh wilayah Riau dan juga mempunyai pengalaman di Sumatera Barat, Jambi dan Sumatera Selatan [1].

Sesungguhnya alat uji sondir ini merupakan representase atau model dari pondasi tiang dalam skala kecil.

Penambahan kolom TKSP ini dimaksudkan untuk mengetahui batas kemampuan/kapasitas alat sondir 2,5 ton dengan TKSP < 240 kg/cm2 dan kemampuan kapasitas alat sondir 5,0 ton dengan TKSP < 320 kg/cm2. Bila kapasitas berdasarkan uji lapangan CV. Moment Area Engineering Consultant ini dilampaui maka, dapat mengakibatkan :

  • Operator team sondir tidak sanggup lagi mengengkol alat sondir.
  • Rantai putus karena kelebihan tegangan
  • As besi (roda gigi) patah karena tidak kuat menahan beban atau kelebihan tegangan.

Standar SNI 2827: 2008 menetapkan cara uji penetrasi lapangan dengan alat sondir, untuk memperoleh parameter-parameter perlawanan penetrasi lapisan tanah di lapangan, dengan alat sondir (penetrasi quasi statik). Parameter tersebut berupa perlawanan konus (qc), perlawanan geser (fs), angka banding geser (Rf), dan geseran total tanah (Tf), yang dapat digunakan [2]. Parameter TKSP untuk data sondir di lapangan merupakan parameter yang diterapkan oleh CV. Moment Area Engineering Consultant yang tidak terdapat pada Standar SNI 2827: 2008.

MENGENAL ALAT SONDIR

Sejarah Uji Sondir

Teknik pendugaan lokasi atau kedalaman tanah keras dengan suatu batang telah lama dipraktekan sejak zaman dulu. Versi mula-mula dari teknik pendugaan ini telah dikembangkan di Swedia pada tahun 1917 oleh Swedish State Railways dan kemudian oleh Danish Railways tahun 1927. Karena kondisi tanah lembek dan banyaknya penggunaan pondasi tiang, pada tahun 1934 orang-orang Belanda memperkenalkan alat sondir sebagaimana yang kita kenal sekarang (Barentseen, 1936).
Metode ini kemudian dikenal dengan berbagai nama seperti: Static Penetration Test atau Quassi Static Penetration Test, Duch Cone Test dan secara singkat disebut sounding saja yang berarti pendugaan. Di Indonesia kemudian dinamakan sondir yang diambil dari bahasa Belanda [3].

Manfaat Uji Sondir

Uji sondir saat ini merupakan salah satu uji lapangan yang telah diterima oleh para praktisi sang pakar geoteknik. Uji sondir ini telah menunjukkan manfaat untuk pendugaan profil atau pelapisan (stratifikasi) tanah terhadap kedalaman karena jenis perilaku tanah telah dapat diindentifikasi dari kombinasi hasil pembacaan tahanan ujung dan gesekan selimutnya.

Definisi Alat

Uji sondir adalah salah satu survey lapangan yang berguna untuk memperkirakan letak lapisan tanah keras. Dari tes ini didapatkan nilai perlawanan penetrasi konus yang merupakan perlawanan tanah terhadap ujung konus yang dinyatakan dalam gaya per satuan luas. Sedangkan hambatan lekat adalah perlawanan geser tanah terhadap selubung bikonus dalam gaya per satuan panjang. Nilai perlawanan penetrasi konus dan hambatan lekat dapat diketahui dari bacaan manometer. Komponen utama sondir adalah konus yang dimasukkan kedalam tanah dengan cara ditekan. Alat sondir dapat dilihat pada gambar di bawah ini [4].

Satu set peralatan sondir terdiri dari :

  • Alat uji sondir manual 2,5 ton dengan maksimum kedalaman 30 meter
  • Manometer 60 kg/cm2
  • Manometer 250 kg.cm2
  • Batang dalam minimal 20 batang
  • Batang luar minimal 20 batang
  • Konus Bikonus
  • Donut Tekan
  • Donut Tarik
  • Angkur dan penguncinya minimal 4 buah
  • Besi canal minimal 4 buah
  • Tongkat pemutar minimal 2 buah
  • Besi T atau plus untuk memutar angkur minimal 1 buah
  • Peralatan tambahan seperti oli hidrolik, kunci inggris, cangkul, linggis dan oli bekas

Kelebihan Dan Kekurangan Sondir

Kelebihan :

  • Cukup ekonomis dan cepat
  • Dapat dilakukan ulang dengan hasil yang relatif hampir sama.
  • Korelasi empiris yang terbukti semakin handal.
  • Perkembangan yang semakin meningkat khususnya dengan adanya penambahan sensor pada sondir listrik seperti batu pori dapat mengukur respon tekanan air pori pada saat penetrasi dan stress cell dibagian selimutnya untuk mengukur tekanan lateral tanah.
  • Kebutuhan untuk pengujian di lapangan (in- situ test) dimana sampel tanah tidak di ambil (tanah lembek dan pasir) serta kesulitan menguji sample tanah di sekitar pantai dengan kualitas yang baik.

Kekurangan :

  • Tidak didapat sample tanah.
  • Kedalaman pentrasi terbatas.
  • Tidak dapat menembus kerikil atau lapis pasir yang padat.

Penggunaan Uji Sondir Dewasa Ini :

  • Menentukan profil tanah dan mengidentifikasi perilakunya.
  • Merupakan pelengkap bagi informasi dari pengeboran tanah.
  • Mengevaluasi karakteristik atau parameter tanah (indirect).
  • Menentukan daya dukung pondasi (direct).
  • Menentukan penurunan pondasi.
  • Mengevaluasi pemadatan tanah.
  • Mengevaluasi potensial pencairan tanah pasiran (liquefaction).

Alat Sondir Cocok Dipergunakan Di Indonesia

  • Alat sondir ini sangat cocok untuk keadaan di Indonesia, karena disini terdapat banyak lapisan lempung yang dalam dengan kekuatan yang rendah sehingga tidak sulit ditembus alat ini.
  • Sebaiknya dapat dimengerti dengan jelas bahwa nilai konus yang diperoleh dengan alat sondir ini ’tidak dapat disamakan’ dengan daya dukung tanah yang bersangkutan.
  • Nilai konus merupakan suatu angka empiris, yang mungkin dapat dihubungkan secara empiris dengan sifat-sifat lain daripada tanah tersebut
  • Misalnya nilai sondir pada lapisan pasir dap`at dipakai sebagai petunjuk mengenai kepadatan relatif (relative density) pasir tersebut.

Cara Kerja Alat Sondir

  1. Dilakukan dengan menekan hanya pada stang-dalam, yang segera akan menekan konus tersebut ke bawah.
  2. Seluruh tabung luar tinggal diam.
  3. Gaya yang dibutuhkan untuk menekan kerucut tersebut ke bawah diukur dengan suatu alat pengukur (gauge) yang ditempatkan pada kerangka dongkrak dipermukaan tanah.
  4. Setelah pengukuran dilakukan, konus, stang-dalam dan casing luar dimajukan sampai ke titik (kedalaman) dimana pengukuran berikutnya dilakukan dengan hanya menekan casing luarnya saja
  5. Hal ini secara otomatis akan mengembalikan konus tersebut pada posisi yang siap untuk pengukuran berikutnya, pembacaan dilakukan setiap 20 cm.

Alat pengukur (gauge) atau umumnya dikenal dengan manometer sondir, dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Alat Pengukur (Gauge) atau Manometer Sondir

SO-200 SONDIR RINGAN MANUAL 2.5 TON dan SO-210 SONDIR BERAT MANUAL 5 TON

Standar Acuan : SNI 2827:2008; ASTM D-3441

Dalam desain struktur tanah pondasi sering dilakukan analisis stabilitas dan perhitungan desain pondasi suatu bangunan dengan menggunakan parameter tanah baik tegangan total maupun tegangan efektif. Parameter perlawanan penetrasi dapat diperoleh dengan berbagai cara. Dalam melakukan uji penetrasi lapangan ini digunakan metode pengujian lapangan dengan alat sondir (SNI 03-2827-1992) yang berlaku baik untuk alat penetrasi konus tunggal maupun ganda yang ditekan secara mekanik (hidraulik). Peralatan uji penetrasi ini antara lain terdiri atas peralatan penetrasi konus, bidang geser, bahan baja, pipa dorong, batang dalam, mesin pembeban hidraulik, dan perlengkapan lainnya. Kemudian direvisi dengan SNI 2827:2008, Mengingat diperlukannya parameter perlawanan penetrasi lapisan tanah di lapangan untuk keperluan interpretasi perlapisan tanah dan bagian dari desain fondasi suatu bangunan [5].

METODOLOGI PENYAJIAN TABEL

Penyajian data sondir ini menggunakan bikonus, sebagai berikut

Pertama-tama menggerakkan ujung konus ke bawah sedalam = 4 cm dan bacaan manometer sebagai perlawanan penetrasi konus (Qc/PK), dapat dilihat di Gambar 4.

Penekanan selanjutnya terhadap konus dan selubung (mantel) ke bawah sedalam = 8 cm, bacaan manometer bagi hasil jumlah perlawanan (JP) yaitu perlawanan penetrasi konus (PK) dan Hambatan Lekat (HL) atau cleef (C), dapat dilihat pada Gambar 5.

Apabila penekanan dilanjutkan/diteruskan terhadap konus dan selimut (mantel) setelah kedalaman 8 cm, maka yang terbaca di jarum manometer adalah KONUS + MANTEL + PIPA DORONG ini yang kami beri nama “JEPITAN TANAH’ atau TKSP (Total Konus Selubung Pipa Dorong)

Daftar Pustaka

[1] Brosur CV. Moment Area.
[2] B. S. Nasional, “SNI 2827: 2008: Cara Uji Penetrasi Lapangan Dengan Alat Sondir, “ Jakarta,” BSN 2013.
[3] Ardiansyah, Rony. 2008. “Bahan Kuliah Penyelidikan Geoteknik (Penyelidikan Lapangan) Magister Teknik Sipil (S2)“. Pekanbaru.
[4] Departemen Teknik Geologi. 2020. “Prosedur Penggunaan CPT/Sondir”. Semarang.
[5] https://bmtdigital.co.id/index.php/alat-laboratorium/soil-testing/soil-testing-1/sondir-manual-2-5-dan-5-ton.

Download Artikel :
%d bloggers like this: