Core Drill Test


( Pemeriksaan Kuat Tekan dengan Cara Pengambilan Beton Inti)

Ir. Rony Ardiansyah, MT, IP-U.

Praktisi  HAKI (Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia)

             Pertanyaan:

Dalam melakukan kualiti kontrol pekerjaan beton bertulangan, bila tes benda uji beton dan hammer tes gagal maka harus dilakukan pemeriksaan dengan bor inti atau core Drill Test. Tolong jelaskan cara kerja dan apa apa persyaratan yang harus dilakukan dalam menguji dengan metode bor ini.

Jawab:

Metoda core drill adalah suatu metoda pengambilan sampel beton pada suatu struktur bangunan. Sampel yang diambil (bentuk silinder) selanjutnya dibawa ke laboratorium untuk dilakukan pengujian seperti Kuat tekan, Karbonasi dan Pullout test. Pengujian kuat tekan (ASTM C-39) dari sampel tersebut diatas biasanya lebih dikenal dengan pengujian “Beton Inti”. Alat uji yang digunakan adalah mesin tekan dengan kapasitas dari 2000 kN sampai dengan 3000 kN.

Uji core drill atau bor inti ialah cara uji beton keras dengan cara mengambil contoh silinder beton dari daerah yang kuat tekannya diragukan. Pengambilan contoh dilakukan dengan alat bor yang mata bornya berupa “pipa” dari intan, sehingga diperoleh contoh beton berupa silinder.

Silinder beton yang diperoleh tergantung ukuran diameter mata-bornya, umumnya antara 50 mm sampai 150 mm. Namun sebaiknya diameter silinder tidak kurang dari 3 kali ukuran maksimum agregat betonnya.

Jika uji bor inti dipilih maka beberapa hal yang perlu diperhatikan (SK SNI-61-1990-03): (1) Umur beton minimal 14 hari. (2) Pengambilan contoh silinder beton dilakukan di daerah yang kuat tekannya diragukan, biasanya berdasarkan data hasil uji contoh beton dari masing-masing bagian struktur. Dari satu daerah beton diambil satu titik pengambilan contoh. (3) Dari satu pengambilan contoh (daerah beton yang diragukan mutunya) diambil 3 titik pengeboran. Pengeboran harus ditempat yang tidak membahayakan struktur, misalnya jangan dekat sambungan tulangan, momen maksimum, dan tulangan utama. (4) Pengeboran harus tegak lurus dengan permukaan beton. (5) Lubang bekas pengeboran harus segera diisi dengan beton yang mutunya minimal sama.

Bila beton yang diambil berada dalam kondisi kering selama masa layannya, benda uji silinder beton (hasil bor inti) harus diuji dalam kondisi kering. Bila beton yang diambil berada dalam kondisi sangat basah selama masa layannya, maka silinder harus direndam dahulu minimal 40 jam dan diuji dalam kondisi basah.

Kuat tekan beton pada titik pengambilan contoh (daerah beton yang diragukan) dapat dinyatakan tidak membahayakan jika kuat tekan 3 silinder beton (minimum 3 silinder beton) yang diambil dari daerah beton tersebut memenuhi 2(dua) persyaratan sebagai berikt: (1) Kuat tekan rata-rata dari 3 silinder betonnya tidak kurang dari 0,85 fc’ (2) Kuat tekan masing-masing silinder betonnya tidak kurang dari 0,75 fc’.***